Sabtu, 17 Maret 2012

PERBANDINGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN SISTEM BUNGANYA .

Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan.

Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional, antara lain :

1. Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak seperti efek bola salju pada cerita di awal artikel ini. Sangat menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya. Riba, sangat berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak namun kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya.

2. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Karena pengendapan dananya tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh saja tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan jika dana nasabah tersebut diinvestasikan, maka karena konsep investasi adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-sama saling berbagi baik keuntungan maupun risiko.
Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian, dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Hasil usaha semakin tingi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada dan nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Jadi konsep bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu kedalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya.
Dengan demikian sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Semakin besar keuntungan bank syariah semakin besar pula keuntungan nasabahnya. Berbeda dengan bank konvensional, keuntungan banknya tidak dibagikan kepada nasabahnya. Tidak peduli berapapun jumlah keuntungan bank konvesional, nasabah hanya dibayar sejumlah prosentase dari dana yang disimpannya saja.

3. Kewajiban Mengelola Zakat
Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak, sedekah)

4. Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing lembaga keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang bersangkutan menyimpang. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang memiliki otoritas seperti Bank Indonesia dan Departemen Keuangan untuk memberikan sangsi.

Bagaimana Nasabah Mendapat Keuntungan :

Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu angka ratio bagi hasil atau nisbah. Nisbah antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal, misalnya ditentukan porsi masing-masing pihak 60:40, yang berarti atas hasil usaha yang diperolah akan didisitribusikan sebesar 60% bagi nasabah dan 40% bagi bank. Angka nisbah ini dengan mudah Anda dapatkan informasinya dengan bertanya ke customer service atau datang langsung dan melihat papan display “ Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang ada di cabang bank syariah.

Dirangkum dari :
http://www.wealthindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=513


Pertama akan kita bahas tentang persamaannya, yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan.
Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad dan legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.
Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. “innamal a’malu bin niat”, sesungguhnya setiap amalan itu bergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini.
Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris (nah.. tinggi banget khan posisinya, jadi gak cuman main-main..). DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya.
Selanjutnya, perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional adalah pada usaha yang dibiayai. Ada aturan bahwa usaha-usaha yang dibiayai oleh bank syariah ini hanya lah usaha yang halal. Sedangkan untuk usaha yang haram, seperti usaha asusila, usaha yang merusak masyarakat atau sejenisnya itu tidak akan dibiayai oleh bank syariah.

Dirangkum dari :
http://kamale.wordpress.com/2006/06/15/bank-syariah-dan-bank-konvensional-serupa-tapi-tak-sama/


Perbedaan bank syariah dan bnk konvensional :

Bank Syariah :
*Berinvestasi pada usaha yang halal
*Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan
*Besaran bagi hasil beubah-ubah tergantung kinerja usaha
*Profit dan falah oriented
*Pola hubungan kemitraan
*Ada Dewan Pengawas Syariah


Bank Konvensional:
*Bebas Nilai
*Sistem bunga
*Besarannya tetap
*Profit oriented
*Hubungan debitur-kreditur
*Tidak ada lembaga sejenis




Perbedaan Sistem Bunga Bank dengan Sistem Bagi Hasil:

* Sistem Bunga
1.)Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
2.)Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
3.)Tidak tergantung kepada kinerja usaha. Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
4.)Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

* Sistem Bagi Hasil :
1.)Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
2.)Besarnya nisbah (rasio) bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3.)Tergantung kepada kinerja usaha. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
4.)Tidak ada agama yang meragukan keabsahan bagi hasil
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak




* Alat Analisis:

Penulis menggunakan alat analisis perhitungan bagi hasil:
Pendapatan Bagi Hasil = Jmlh hari X %Rate Return X Jmlh So Tabungan /
365

Pendapatan Bunga = Jmlh Hari X %Bunga X Jmlh So.Tabungan/
365

Bagi Hasil = % Nisbah X Distribusi Bagi Hasil

Rate Return = BBH X Jumlah Hari dalam 1 tahun X 100%
SRH Jumlah Hari

Keterangan : BBH = Bonus Bagi Hasil
SRH = Saldo Rata-rata Harian Pihak ke-3

Dirangkum dari :
http://ayuukawaii.blogspot.com/2009/12/analisis-perhitungan-bunga-pada-bank.html

Rabu, 07 Maret 2012

PERBANKAN INDONESIA :)

dikutip dari: kholil.staff.uns.ac.id/files/2010/03/definisi-umum.ppt

Perbankan adalah segala sesuatu menyangkut dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.adapun pengertian bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan pengedaran uang, dapat juga di definisikan dengan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

• Lembaga keuangan bank’

Kelompok lembaga keuangan bank memang memberikan pelayanan keuangan yang paling lengkap diantara lembaga keuangan yang ada. Kelompok lembaga keuangan bank terdiri dari :
• 1). Bank Sentral
• 2). Bank umum ( Konvesional dan Syariah )
• 3). Bank Perkreditan Rakyat ( Konvesional dan Syariah )

Bank sentral...
1. Bank Sentral di Indonesia dilaksankan oleh Bank Indonesia
dan semula memegang fungsi bank sirkulasi serta “ bank to bank “ atau “ lender of the last resort “, biasanya pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan.

Peran bank indonesia dalam stabilitas keuangan :
• untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka
• memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan
• memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
• melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan

periode penilaian bank pada BI :

• BULANAN (tks bank dibuat per bulan)
Secara pasif dari Laporan Bulanan
• TAHUNAN
Secara aktip dari pemeriksaan menyeluruh setiap tahun
• SEWAKTU-WAKTU
Jika ada hal-hal yang serius


HAL-2 YG DILAKUKAN BI JIKA BANK KURANG/ TDK SEHAT :

• MEMAKSA PS MENAMBAH MODAL
• MENGGANTI DIREKSI, KOMISARIS, PS
• MEMAKSA BANK DIJUAL
• MENGAMBIL ALIH KENDALI
• MEMAKSA KREDIT MACET DIHAPUS
• MELIKUIDASI BANK


2. Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya
Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersial dan dikelompokan kedalam 2 jenis antara lain bank umum devisa dan bank umum non devisa.

KEGIATAN DARI BANK UMUM :

1.Menghimpun dana dari masyarakat ( Funding ) dalam bentuk :
1). Simpanan Giro (Demand Deposito)
2). Simpanan Tabungan ( Saving Deposit )
3). Simpanan Deposito ( Time Deposit )
2. Menyalurkan dana kemasyarakat ( Lending ) dalam bentuk :
1). Kredit Investasi
2). Kredit Modal Kerja
3). Kredit Perdagangan
3. Memebrikan jasa-jasa bank lainnya ( Services ) seperti :
1). Transfer ( Kiriman Uang )
2). Inkaso ( Collection )
3). Kliring ( Clearing )
4). Save Deposit Box
5). Bank Card
6). Bank Notes ( Valas )

Bentuk Badan Hukum Bank Umum dapat dipilih salah satu dari alternatif dibawah ini :
1). Perusahaan Perseroan ( Persero )
2). Perseroan Daerah ( PD )
3). Koperasi
4). Perseroan Terbatas ( PT )



3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksankan kegiatan usahanya secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,

• Kegiatan BPR konvesional :
1). Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2). Memberikan kredit;
3). Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain;

• larangan kegiatan usaha konvesional BPR :
1). Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
2). Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali sebagai pedagang valuta asing;
3). Melakukan penyertaan modal;
4). Melakukan usaha perasuransian


Adapun jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di indonesia saat ini antara lain :

1). Pasar modal
Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana (Investor
2). Pasar Uang
Pasar uang ( Money Market ) sama seperti halnya pasar modal, yaitu tempat memperoleh dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang adalah berjangka waktu pendek dan di pasar modal berjangka waktu panjang. Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan dengan media elektronik, sehingga nasabah tidak perlu datang langsung.
3). Pegadaian
Perusahaan perum pegadaian merupakan lembaga keuangan yang meyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah tersebut digadaikan, kemudian ditaksir oleh pihak pegadaian untuk menilai jaminan.
4).Perusahaan Sewa Guna Usaha ( Leasing )
Perusahaan sewa guna usaha ( Leasing ) bidang usahanya lebih ditekankan kepada pembiyaan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabahnya. Sebagai contoh jika seseorang ingin memperoleh barang-barang modal secara kredit, maka kebutuhan ini pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan leasing, Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
5). Perusahaan Asuransi
Perudahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan. Perusahaan asuransi dibagi kedalam beberapa jenis seperti, asuransi kredit, asuransi jiwa, asuransi kebakaran, asuransi beasiswa, asuransi hari tua, asuransi kecelakaan, asuransi kehilangan dan jenis lainnya.

6). Perusahaan Anjak Piutang
Perusahaan anjak piutang ( factoring ), dimana usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara membeli kredit bermasalah perusahaan lain atau dapat pula mengelola penjualan kredit perusahaan yang membutuhkannya

7). Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan modal ventura merupakan pembiyaan oleh perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi
8). Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para anggotanya untuk menyimpan uang yang sementara belum digunakan.

Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan atau hak untuk menagih antara kreditur dengan debitur yang dituangkan dalam suatu perjanjian tertulis mengenai jumlah kredit, jangka waktu, bunga dan jaminan kredit.

Sifat-sifat kredit :

• KREDIT LANGSUNG (CASH LOAN)
• KREDIT TIDAK LANGSUNG (NON CASH LOAN) :
* LETTER OF CREDIT (L/C)
* BANK GARANSI (BANK GUARANTEE)
* CREDIT CARD

Jenis-jenis kredit :

• KREDIT MODAL KERJA
Piutang, Persediaan,Biaya Operasi, Replacement Hutang Jangka Pendek
• KREDIT INVESTASI
Aktiva Tetap, Inventaris
• KREDIT KONSUMTIF
Kebutuhan Konsumtif

Jangka waktu dalam kredit :

• JANGKA PENDEK
Kredit Modal Kerja (KMK), Bridging Financing, Anjak Piutang (Factoring)
• JANGKA MENENGAH
KMK dan Kredit Investasi
• JANGKA PANJANG
KI, dan KK

Perhitungan bunga kredit :
• EFFEKTIP
Dari average baki Debet (posisi/ outstanding kredit per bulan)
• TETAP
Dari plafond awal, sifatnya tetap.Isitilah lain, Rata, Fixed, Flat, Flat on a reaKlasifikasi

KREDIT PADA BANK :

• KOLEKTIBILITAS 1 (LANCAR)
1 S/D 3 BULAN MENUNGGAK
• KOLEKTIBILITAS 2 (KURANG LANCAR)
3 S/D 6 BULAN
• KOLEKTIBILITAS 3 (DIRAGUKAN)
7 S/D 9 BULAN
• KOLEKTIBILTAS 4 (MACET)
10 BULAN KE ATAS

IMPLIKASI KLASIFIKASI PADA BANK :

•PEMBENTUKAN CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT (BIAYA)
Kol 1 :0,5 % dari posisi kredit
Kol 2 :10 % dari posisi kredit
Kol 3 :50 % dari posisi kredit
Kol 4 :100 % dari posisi kredit