Rabu, 17 November 2010

TIPS PACARAN BIAR AWET & LANGGENG

Tips Pacaran Biar Awet dan Langgeng. Menjalin hubungan cinta atau pacaran pasti ingin selalu bersama dan bahagia, kalo lagi jatuh cinta pengennya nyambung terus, pengen pacaran yang awet dan tips cinta agar langgeng.
Berikut 10 tips Cinta agar langgeng dan pacaran Awet :

1. Jujur

Kalau memang ada yang kamu ga suka dari dia, kamu ngomong aja langsung berdua. Ga apa2 kok, dia juga pasti ngertiin kamu, kalian terus terang aja, daripada saling sindir ato malah berantem kan gak enak.

2. Be Yourself

Jadi diri sendiri paling baik. Gak perlu mengubah diri kita menjadi orang laen hanya karena dia.

3. Tulus

Kalo kamu mencintai dia, ya tulus aja. Jangan berharap dia akan membalas dengan jumlah sama. Jangan suka mengungkit2 ato perhitungan, bisa jadi kamu malah di cap jelek.

4. Terbuka

Ngga perlu boong soal teman2 kamu. Terbuka aja, selama ini kita deket sama siapa dan biasa menghabiskan waktu dimana. Selain doi jadi gak was2, kamu juga enak gak perlu sembunyi2.

5. Kata “Maaf”

Maaf memang ada batasnya. Namun gak ada salahnya juga kamu slalu siapkan kata maaf. Namanya juga manusia, pasti ada salah dan gak sempurna. Kita sendirikan ngga “perfect”.

6. Kejutan

Jangan segan kita memberi kejutan buat si dia. Misalnya, kita buatkan makanan kesukaannya ato bawakan sekotak coklat. Mmmmmm … doi pasti tambah care sama kamu.

7. Care (Selalu Perhatian)

Perhatian ! Pasti. Ngga perlu mengorbankan rupiah, tapi perhatian sekecil apapun berguna banget. Misalnya, doi sakit. Cek dech, sudah makan apa blom, Ato tengok sebentar aja, bagaimana dengan pelajaran dia yang tertinggal.

8. Dekat Keluarga

Awas ! Pacaran dengan doi, berarti kita juga wajib dekat dengan keluarganya. Minimal, kamu kenal dengan mereka. Jadi kalo ada apa2, komunikasinya mudah. Kamupun bisa mendapat dukungan dari mereka lho.

9. Ngga Posesif

Memang sich gak enak klo ngeliat doi kita akrab dengan banyak orang.
Tapi gak perlu posesif, kamu slalu memantau dia ada dimana, sama siapa, dan lagi ngapain. Wah, lama2 bete juga lho, diawasi seperti pesakitan.

10. Hargai Privacy

Meskipun kita dan doi terbuka, gak smua hal bisa dibicarakan berdua.
Hargai juga privacy dia. Apa yang perlu kita ketahui dan apa yang sebaiknya jangan kita campuri.

Senin, 15 November 2010

AKU TETAP MENANTIMU

Ini adalah cerita tentang dilemma cinta,permainan cinta yang bahkan dapat membakar hati seseorang,,cerita tentang penyesalan seseorang yang tak kunjung reda,,,memang penyesalan itu hanya datang pada akhir cerita,,,begitu pula crita cintaku dengan dia yang tak juga mengerti cintaku padanya,,,aku sangat memujanya bagai aku memuja indahnya pelangi di malam hari,,,“Dear diary….Putus darinya adalah suatu keputusanku untuk memperbaiki diriku,,memperbaiki jati diriku yang sesungguhnya tak butuh dia,,aku hanya ingin dia bahagia,,,dengan tanpa aku dalam kehidupannya,, aku akan pergi darinya,,bismillah aku bisa tanpanya,,”Kennyataan yang sesungguhnya aku benar benar memutuskannya,,aku bingung dengan hubungan ini,,hubungan yang tidak karuan,,aku kasihan dengan dia yang sangat mencintaiku,,,tapi aku telah jahat dengannya,,selama ini aku hanya mengacuh kannya,,aku tak mau dia terus terusan merana,,sementara aku disini terus dan terus menduakannya,,meski aku tau di adalah cinta pertamaku,,,namun akhirnyya, aku pilih jalan yang terbaik,,Hari hari kulalui tanpa dia,,tanpa rayuannya padaqw,,tanpa pujiannya padaku,,dan tanpa senyumannya padaku,,mungkin dia telah sakit hati denganku,,namun apa boleh buat aku hanya bias begitu,meski aku masih menyayanginnya,,taulah cinta pertama tak dapat dilupakan,,,terus dan terus dia menjauhi aku,padahal aku memintanya untuk hanya menjadi sahabatku,,huh malangnnya nasibku,,bingung dengan jalan pikiranku sendiri,,aku pikir inilah yang terbaik untuknnya dan untukku,,,namun malah sebaliknya.Berbulan bulan aku tak mendengar kabar darinnya,,hanya beberapa minggu lalu aku mendengar kabar dari temanku deri…”re..kamu tau nggak,,???shevan pindah sekolah lo!!”..”oh ya???emangya kenapa???”.”g tau tuh,,,ah biar deh,,,diakan orkay,,,hahaha!”.dia pindah???kenapa???aku pun tak tau dan aku tak pelu tau..toh aku bukan apa apanya…sudahlah aku akan melupakannya…Dear my deary…Aduh!!besok kemah nie,,hmmm deary apa ya???yang akan aku dapatkan???uch udah gag sabar berpetualang nie….hemmm….Ya,aku dan teman teman seluruh kelas 10,,dari 10.1 sampai 10.8 mengikuti kemah ,,,sebagai siswa yang baik wajib mengikutinnya,,memang yang dinanti nantikan para peserta dalam suatu perkemahan adalah sesie penjelajahannya,,dan itu memang benar penjelajahan saat itu sangat seru dan sangat berkesan bagiku,,dalam perjalanan entah kenapa aku mersa sangat dekat dengan rezva,,aku telah lama mengaguminya,,entah karena apa…dulunnya aku kira dia sombong anaknya,,tapi setelah berbincang bincang dia asyik juga,,,entah kenapa aku sangat nyaman denganya,,,mungkin geter getar asmara telah tertanam saat aku dengannya,,,acara kemah pun telah usai…..Dear my lovely…Huh,,,acara kemah kemarin menyisakan cinta untukku,,ahh,,mungkin nggak ya??aku bias deket dengannya,,,ah…gag mungkin,,,dia kan cuek sama aku,,tapi seru juga sih kalau aku bias jadian sama dia,,,huh andai,,,,,,,,^_^Mentari pagi telah menunnguku untuk bangun hari itu,,,akupun bangun dari mimpi indahku,,,mimpi bertemu dengan shevan dan rezva di persimpangan jalan,,aku diantara keduannya…shevan memanggil namaku dari kejauhan..sementara rezva menarik tanganku untuk pergi dari shevan…uhh!!entahlah apa artinnya…Berangkatlah aku menuju sekolahan,,,aku bersimpangan dengan rezva…”pagi re….!!”…hah???aku tak percaya rezva menyapaku???auh aku aku hanya tersenyum malu padannya…hari itu osis mengadakan rapat setelah sekolah…aku menghadirinnya sebagai sekertaris osis yang bertanggung jawab,,,aku tak menyadiri jikalu rezva adalah anggota osis juga…dia melirikku sambil tersenyum,,akupun hanya tersenyum malu…pulang rapat aku didekatinnya..dia meminta nomer hanphoneku,,dan malamnya aku langsung komunikasi dengannya,,,betapa senang hatiku,,orang yang selam ini aku kagumi bias dekat dengan aku sekarang…Dan akupun tak menyangka dia mengirimkan sms padaku”re…selama ini aku telah mengincarmu untuk jadi kekasih hatiku…namun aku sempat menguburkan niatku,,,tapi setelah kemah kemarin berlansungaku merasa sangat dekat denganmu,,,bayanganmu selalu hadir dalam mimpiku…dan maukah kau jadi pacarku???????”Akupun tidak langsung menerimannya…aku tunggu pembuktiannya padaku,,benarkah dia mencintaiku tulus apaadanya???setelah aku tunggu ternyata dia benar benar mencintaiku,,dia mengorbankan nyawanya untukku,,,menyelamatkan aku saat aku akan tertabrak mobil,,untungya dia idak terluka parah,,,Dear the white diary…Aku seneng,,,tadi pas di sekolah aku menerima cinta rezva…munkin dia yang terbaik,,,dia yang akan menggantikan posisi shevan …meski…aku masih menaruh harapan kepada shevan,,,mungkin shevan telah melupakan aku dan telah mencari penggantiku…semoga rezva yang terbaik….Semua orang terdekatku mengira rezva hanya kujadiakn pelarianku dari shevan,,,apakah mungkin???memang iya aku masih sayng dengan shevan,,,tapi aku tidak brniat buruk untuk memacari rezva,,aku anya ingin melupakan shevan dari kehidupanku…memng aku tak dapt memu gkiri saat aku menjlin hubungan dengan rezva aku selu dan selalu memuja muja shevan,,selalu mengingatnya,,,semakin aku melupakan shevan dari kehidupanku…dia semakin dekat denganku,,,apa ini karma???Semakin lama aku menjalin hubungan dengan rezva,,tak ada kenyamanan padaku,,dia tak menunjukkan perhatiannya lagi denganku,,dia terus dan terus meninggalkan kau,,seakn aku bukan siapa siapanya…aku pernah Tanya sama dia tentang perassaanya,,,namun dia masih menjawab saying padaku,,,tapi,,jikalu dia saying mengapa tak dia tunjukkan perhatiannya padaku???aku bingung dengannya…sementara aku sangat sangat menyayangi shevan,,,aku sangat bosan dengan rezva yang begitu begitu saja,,,dan akupun mencintai shevan kembali…Aku selalu mengirimkan perkataan maaf di facebooknya..namun hanya sekali dia membalas pesanku…hanya ini”semakin aku mengeja4rmu semakin kau jauh dari kehidupanku..”…aku tak tau mengapa dia tak mengerti aku…padahal aku telah menuliskan harapanku padannya…harapan untuk kembali bersamnaya…tapi dia malah berfikiran bahwa aku tak lagi mencintainnya…Libur panhajngpun tiba…rezva berjanji padaku untuk main kerumahku,,,namun setelah kun anti nanti…kedatangan rzva kerumahku…dia malah tak datang datang…aku tanya dia katanya dia sibuk,,tak dapat ke rumahku,,,aku kecewa dengannya…Sementara selama liburan aku sering bertemu dengan shevan…masa laluku yang tak pasti untukku,,,aku bingung dn apa yang diaktakannya…aku terus dan terus berkomunikasi dengannya…dia menanyakan padaku apakah aku masih ingat janjinya kepadaku dulu..memang aku tak ingat apa yang dia katakana u,,tapi dia memang pernah berjanji padaku mengikatkan kelingkingku dan kelingkingnya…”janji kalau dia akan setia padaku…”tapi kini…katanya”re…padahal aku telah mencoba untuk menepati janjiku itu…tapi kenyataannya???kamu menghilangkan aku dari kehidupanmu!!!”aku sangat sangat menyesal…menyesal telah menyianyiakannya…menyesal telah membuang cinta yang tulus untukku…shevan maafkan aku,,, Yang tersisa hanya penyesalan,.kekecewaan,,dan penyesalan…mungkinkah ada kesempatan kedua untukku,,untuk memperbaiki kesalhanku????shevan,,,aku akn tetap mencintaimu,,,walau kau tak lagi mengharapkan aku,,,,,,terus dan terus aku mengalirkan air mata saat aku mengingatnya,,,aku sadar aku baru mengerti apakah arti cinta itu sebenarnya saat shevan telah menghilangkan cintanya untukku,,,aku sedih,,aku takut dia akan meninggalkan aku dalam kehidupannya,,aku tak inginkan itu,,aku hanya ingin bersamanya seperti dulu,,,hiks…hiks…Aku akan tetap memujannya..tetap menantinnya,,tetap merindukannya,,,walau dia bukan milikku dan aku bukan miliknya,,,akankan ada kesempatan kedua untukku untuk memperbaiki kesalahanku kepadannya,,,aku tak tau hatiku berlabuh saat ini,,,melupakan shevan ataukah tetap memujannya dan mengacuhkan rezva…aku tak tau lagi jalan cintaku sebenarnya….inikah akhir dari cerita cintaku??yang penuh tanda tannya,,,aku tak dapat membohongi diriku sendiri kalu aku masih menyayanginya lebih dari siapapun,,,hanya ada namannya dalam pangkal relung hatiku,,,,Dear my diery…Deary..kenapa dia begitu mudahnya untuk melupakan aku???kenapa???padahal hanya dia yang ada dalam hatiku,,,akan kah cinta ini dapat kuhapuskan???aku tak ingin dia melupakan aku dan mencari pengantiku!!!deary…aku ingin dia tau bahwa aku sangat sangat mencintainnya,,,inilah cinta yang sesungguhnya,,….D’neRa masih menantinya,,,This is the real story in my love adventureStory,,who made from my cry,,cry and cry,,my cry is just 4 u…“Cerpen ini akan kuberikan untuknya agar dia tau betapa aku sangat mencintainya aku hanya ingin dia tau,,benar benar tau,,jikalu aku disini masih menantinnya,,,aku rela jika dihatinnya ada seseorang yang dicintainnya,,namun aku tak akn rela ,,jika dia sakit hati,,aku hanya ingin dia bahagia dengan duniannya,,dan aku hanya ingin dia mengerti betapa sakit mencintai seseorang apabila cinta itu tak terbalas oleh orang yang kita cintai,,oleh karena itu,,,cintailah orang yang mencintaimu,,,sebelum engkau menyesal seperti aku…

UNTUK SAHABAT

Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan bantal. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “Faiy, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy, kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri. Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.

INDIGO

Aku menatap kedua pasien kecilku di ruang rawat mereka dengan tatapan miris. Si sulung Rina yang berusia sebelas tahun, dan sang adik, Tyas, yang berusia delapan tahun. Mereka dilarikan ke rumah sakit karena pihak keluarga tidak mampu lagi mengendalikan tingkah mereka yang sering uring-uringan. Pagi itu Rina dan Tyas sedang asik bermain boneka. Saat aku mengucapkan salam, tidak seorangpun dari mereka yang mempedulikan sapaanku.“Rina sudah makan pagi ini?” tanyaku. Rina menggeleng dan kembali sibuk dengan bonekanya. Aku memberi isyarat kepada suster untuk menyediakan makanan untuk Rina. “Tyas sudah makan?” tanyaku. Tyas diam. “Kalau begitu Tyas disuntik dulu ya,” kataku sambil mengelus kepala anak itu. Tyas menggeleng keras-keras dan mulai berteriak histeris, “Nggak mau! Tyas nggak mau disuntik!”Tyas mengayunkan kedua tangannya dan memukuliku sejadi-jadinya. Aku segera meminta suster untuk memegangi Tyas dan menyiapkan cairan penenang minor. Perlahan-lahan kusuntikkan obat itu dan membiarkan tubuh Tyas terbaring di ranjang. Tiba-tiba terdengar isakan halus dari sudut ruangan. Saat aku menoleh, ternyata Rina tengah duduk memeluk kedua kakinya dan menangis.“Aku takut. Kamu pasti akan membunuhnya, kan? Dan selanjutnya kamu akan membunuhku juga, sama seperti penculik itu membunuh mama. Iya kan?” Tanya Rina sambil terisak-isak. Aku segera menyuntikkan obat di lengan Rina.“Aku tahu siapa pembunuh mama. Aku tahu mama dibunuh oleh… oleh…”Aku mengelus-elus kepala Rina dan membiarkan matanya menutup perlahan-lahan. Aku melanjutkan visitku kepada pasien yang lain. +++ “Aku tahu siapa yang membunuh mama. Aku tahu.”Kata-kata itu terus terngiang sampai aku kembali ke rumah malam itu. Entah mengapa kata-kata itu terdengar cukup meyakinkan di telingaku. Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang sambil terus memikirkan kata-kata itu.Sesampainya dirumah, aku dikejutkan dengan dua orang polisi yang telah duduk bersama mamaku di ruang tamu. Tanpa basa-basi, kedua polisi itu mengemukakan tujuannya. “Kami sedang menyelidiki kasus yang ada hubungannya dengan pasien Dokter yang bernama Rina,” kata polisi itu. Aku mengangguk-angguk. “Beberapa orang tetangga pasien melaporkan sebuah kasus, bahwa ibu si pasien meninggal dengan tidak wajar.”Aku mendesah dan mendengarkan keterangan polisi lebih lanjut. Ingatanku kembali pada saat Rina dibawa ke rumah sakit beberapa hari yang lalu. Dia tampak begitu kurus, pucat, dan ketakutan. Beberapa orang keluarga yang mengantarknnya kuminta menunggu diluar sehingga aku dapat melakukan anamnese, tanya jawab antara dokter dan pasien, dengan tenang.“Mama saya dibunuh, Dok. Bukan meninggal karena kecelakaan,” kata Rina saat aku berusaha menenangkannya. Aku terdiam dan membiarkan anak itu bercerita lebih lanjut. “Dokter harus percaya pada saya, Dok. Anda boleh menganggap saya gila, tapi saya bersumpah atas nama Tuhan, mama saya meninggal karen dibunuh. Bukan kecelakaan,” kata Rina sebelum jarum suntik menembus lengannya. “Bagaimana, Dok. Apa Anda bersedia membantu kami?”Aku tergagap saat mendengar pertanyaan polisi itu. Aku segera mengangguk dan menjawab, “Baik, Pak. Saya akan membantu sebisa saya.” Kedua polisi itu mengucapkan terimakasih dan dengan sedikit tergesa-gesa meninggalkan rumah kemudian kembali ke tempat kerja masing-masing.Aku melepas sepatu dan menggerai rambutku kemudian masuk ke kamar. Kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk tidur karena telah berkali-kali menguap. “Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu Hendra!”“Apa maumu, wanita liar! Dia anakku. Aku berhak melakukan apapun tehadap anak itu!”“Tidak, Hendra. Kalau kau akan melakukannya, langkahi dulu mayatku!”“Baiklah kalau itu maumu!”“Ahhh!!!!” Aku membuka mataku dan mendapati mama telah duduk disamping tempat tidurku. Ternyata aku bermimpi. Kuraba leher dan tengkukku. Keringatku membanjir meskipun AC di kamar menunjukkan angka 18 derajat Celsius. Suhu yang cukup dingin untuk membuat manusia normal berkeringat. Keesokan paginya, aku telah berada di rumah sakit pada pukul tujuh lewat lima menit. Seorang dokter spesialis jiwa dari Jakarta akan datang berkunjung ke rumah sakit. Saat akan visit pasien, aku dikejutkan oleh Rina yang melambaikan tangannya dan memintaku mendekat.“Ada apa Sayang?” tanyaku sambil berjongkok di depannya. Rina menyibakkan rambutnya kemudian dengan penuh keyakinan dia bertanya, “Dokter sudah memimpikannya kan?”Dahiku berkerut. Dengan sedikit kebingungan aku bertanya, “Apa maksudmu?” Rina tersenyum kecil. “Itulah yang sebenarnya terjadi kepada mama, Dok,” kata Rina sambil berlalu. Aku hendak bertanya lebih jauh namun seorang suster mendatangiku dan memintaku untuk segera datang ke aula pertemuan karena tamu sudah datang. Dengan berlari kecil aku menuju ke aula itu. Saat memasukinya, kulihat seorang dokter sedang memasuki ruangan melalui pintu utama. “Selamat pagi, Rekan-rekan sekalian,” sapa dokter itu. Semua menjawab salam itu kemudian duduk di tempat duduk masing-masing. “Sebelumnya perkenalkan, saya Rizal, dokter spesialis jiwa yang saat ini sedang menyusun desertasi saya untuk mendapatkan gelar doktor. Desertasi saya adalah mengenai sifat bawaan yaitu indigo,” katanya. Saat dokter Rizal mengemukakan hasil penelitian yang telah dilakukannya selama tiga tahun, tiba-tiba aku teringat pada Rina. +++ “Jadi bagaimana menurut dokter tentang pasien itu?” tanyaku saat aku berkonsultasi dengan dokter Rizal dua hari setelah kedatangannya. Dokter Rizal tampak tertarik dengan apa yang sedang kubicarakan. Dia mengangguk-angguk dan memintaku menemaninya visit keesokan harinya. Dengan senang hati aku menyetujuinya.Malam itu aku pulang sedikit terlambat sehingga terpaksa membangunkan mama yang telah terlelap. Seperti biasa aku langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur dan mengevaluasi beberapa kegiatan pada hari itu. Tak lama kemudian terlelap. “Bah! Diam kau, bocah! Aku bapakmu yang aseli.”“Bohong! Mama… mama..”“Diam atau kugorok lehermu dengan pisau ini! Sekarang diam!”“Lepas! Lepaskan!” Aku terbangun dari tidurku dengan nafas terengah-engah. Segera kucari segelas air dan meminumnya sampai tandas. +++ “Anda baru satu tahun menjadi dokter jiwa. Saya rasa Anda masih membutuhkan pengalaman lagi,” kata dokter Rizal saat kami sampai di ruang rawat Rina. Dokter Rizal membuka pintu dan berseru ramah, “Selamat pagi anak-anak!”Seketika itu pula Rina dan Tyas menjawab salam dokter Rizal dengan lantang. Satu hal yang sangat jarang terjadi padaku. Mereka langsung menghambur ke arah dokter Rizal dan satu persatu berebutan memeluknya.“Anak-anak, saya butuh bantuan kalian,” kata dokter Rizal. Semua anak langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Hal kedua yang belum pernah terjadi padaku. Saat ditanya soal pribadipun tidak ada salah satu dari mereka yang berteriak histeris bahkan mengamuk.“Sekarang saya akan mengajak Tyas berjalan-jalan. Rina, ceritakan semuanya kepada dokter Mita,” kata dokter Rizal sambil menggandeng Tyas. Aku tertegun. Cerita? Cerita apa? Apa yang dimaksud oleh dokter Rizal? Batinku bingung. Tiba-tiba saja Rina telah menepuk punggungku. “Mau mendengar ceritaku, Bu Dokter?” tanyanya. Kontan aku mengangguk. Rina menggengnggam tanganku dan dengan sekali sentak aku dibuatnya tidak sadar... Keluargaku adalah keluarga yang bahagia. Papa adalah suami yang penuh tanggung jawab. Beliau adalah seorang pengusaha kayu jati yang memiliki lahan yang cukup luas. Mama adalah seorang ibu rumah tangga yang pandai mengurus keluarga. Aku sendiri adalah anak pertama. Aku memiliki seorang adik perempuan bernama Tyas. Kami hidup bahagia sampai suatu hari ada seorang laki-laki yang datang ke rumahku. “Ini Papa, Nak,” kata lelaki itu. Aku menggeleng keras-keras dan menolak ajakan lelaki itu untuk pergi dengannya.Pada suatu hari, laki-laki itu mendatangiku saat rumah sedang sepi. Papa dan mama sedang menghadiri acara penting di Solo. Tinggallah aku dan Tyas yang tinggal dirumah. Lelaki itu menggendongku dan Tyas dan membawaku bersamanya. Beruntunglah mama mengetahui hal itu. Beliau segera memacu mobilnya dan mengejar mobil yang membawa kami. Akhirnya kami sampai di sebuah rumah kosong. Lelaki itu menyekapku dan Tyas di sebuah ruangan yang gelap dan pengap. Aku dan Tyas tidak kuasa melawan saat tubuh kami diikat. Tak berapa lama kemudian, terdengar ketukan di jendela yang ada tepat di atas kami. Aku dan Tyas berteriak sekuat tenaga, namun hasilnya nihil. Akhirnya kami menendang barang-barang yang ada di sekitar kami dan membuat mama mengetahui posisi dimana kami disekap.Kami hampir selamat ketika laki-laki itu masuk dan mendapati mama sedang melepaskan ikatan tali kami. Dia membawa sebilah golok di tangannya. Mama langsung merentangkan kedua tangannya dan berdiri dengan tegak di hadapan kami.Lelaki itu terus merangsek mama. Mama tersudut, mama terpojok. Saat lelaki itu akan menjangkau tubuh kami, tiba-tiba mama bangun dan memukul kepalanya. Darah langsung menetes dari kepala lelaki itu. Sebelum dia sadar, mama menghampiri kami dan berusaha membuka ikatan yang melilit tubuh kami.Namun tiba-tiba lelaki itu bangkit saat mama berhasil melepaskan ikatan kami. Dimintanya kami untuk segera pergi dari tempat tersebut. Kami hanya dapat menurut. Setelah meminta kami keluar, mama menahan lelaki itu agar tidak mengejar kami. Namun apa yang kami lihat? Lelaki itu dengan ganasnya menusuk perut mama! Aku menjerit dan berlari menolong mama, namun mama melarang. Beliau masih sempat memegangi kaki lelaki itu dan berteriak, “Ini permintaan mama yang terakhir, Nak. Lari! Lari dan cari pertolongan!”Aku dan Tyas berlari tidak tentu arah. Untunglah kami menemukan sebuah rumah yang terletak agak jauh dari tempat kami disekap… “Sudah Dok?”Aku tergagap mendengar pertanyaan itu. Saat kesadaranku kembali aku mendapati Rina sedang tersenyum penuh arti. Aku memandangnya kemudian segera membawanya keluar untuk memberitahu dokter Rizal.“Dok, Dokter…”Terengah-engah aku memanggil dokter Rizal yang tengah bermain dengan Tyas. Aku menghampirinya dan berkata dengan panik, “Kita harus menemui polisi dan menceritakan semua,” kataku. Dokter Rizal tersenyum. Tanpa pikir panjang, aku menggandeng tangannya untuk menemui polisi. Tiba-tiba aku tersentak.“Dokter sudah tahu tentang semua ini?” tanyaku. Dokter Rizal mengusap dagunya. Aku memandangnya tidak percaya. “Kenapa Dokter tidak mengatakannya sebelumnya? Kenapa Dok?”“Ya, saya memang telah mengetahui semuanya,” jawab dokter Rizal. Dia merangkul Rina dan membiarkan anak itu berdiri di depannya. “Lalu bagaimana Anda dapat mengetahuinya? Em… maksud saya, bagaimana Anda dan Rina bisa mengetahui semuanya?” tanyaku penasaran. Dokter Rizal dan Rina yang mendengarnya tersenyum bersamaan

MELIHAT KEMATIAN

aku hanya gadis kecil yang ingin menjadi dewasa yang normal. Aku hanya gadis kecil yang tak tahu apa-apa tentang kematian. Apapun itu….. itu sangat menakutkan. Umurku masih 9 tahun dan gue gadis yang cantik, namun ada sesuatu yang aneh dalam diriku. Sesuatu yang sering kulihat namun tak kemengerti. Sesuatu yang selalu membuatku ketakutan setengah mati. Awalnya aku hanya bersikap biasa, bersikap seadanya karena inilah diriku. Namun, tanda-tanda itu ternyata dapat kulihat dan kurasakan. Aku melihat kematian seseorang.Ingin rasanya aku menceritakan kisahku terdahulu.
Namun, itu sangat mengerikan. Aku bahkan tak mau mengungingatnya. Mengingat semua kejadian yang kini membuat diriku merasa aneh. Saat aku ingin membuang serpihan-serpihan kenangan itu, itu justru membuat kenangan itu semakin tebal dan tak dapat kuhapus. Kejadian dimana semua keluargaku dibantai habis-habisan, sampai tak tersisa satu orangpun hanya aku yang masih berumur 8 tahun. Kejadian itu membuatku depresi selama dua tahun. Hampir suatu waktu aku ingin terjun dari gedung lantai 4 dan kemudian mati!. Tapi saat aku akan melakukannya, pasti ada sesorang yang menghalangiku.Pernah suatu hal aku sedang menaiki tangga yang cukup tinggi, ekspresiku datar dan mungkin terlihat muram dan pasrah. Sesorang melewatiku dan dia berhenti kemudian menatapku aneh. Tanpa kusadari dia mengikutiku dan mengamatiku. Kini aku sudah di atap gedung lantai 3, aku melangkah ketepi dan siap untuk menerjunkan tubuh ini. fikiranku kosong, yang aku fikirkan adalah lepas dari depresiku dan membuang semua kenanganku. Namun, saat setengah kucondongkan tubuh ini sebuah tangan melingkari pinggangku dan menarikku ketengah. dia adalah sesorang yang melewatiku saat ditangga tadi, sosok cowok yang menurutku dia juga sedang depresi, wajahnya muram tapi berseri-seri, rambut yang acak-acakan dan hanya mengenakan baju putih ipis dan celana jins. Dia menatapku tajam penuh dengan kemarahan. Banyak kata-kata yang dia keluarkan namun tak kumengerti. Aku menutup mataku dan membukanya dengan pelan, tiba-tiba tatapanku kosong dan gelap dan sedetik kemudian semuanya terang seperti normal. Kukira!. Tetapi tidak normal yang aku fikirkan, waktu berjalan sangat pelan dan lamban. Benar-benar lambat, bahkan aku bisa melihat sosok cowok dihadapanku dangan jelas, hidungnya yang mancung, matanya yang penuh dengan kemarahan. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Aku menatap kearah bawa gedung, ada Bis yang menurutku aneh. Bis itu besar penuh dengan gambar bunga, sepertinya bis itu adalah bis luar kota.Tiba-tiba semuanya hilang, waktu berjalan dengan normal kembali, dan bi situ juga lenyap seketika. Cowok dihadapanku yang kira-kira lebih tua 4 tahun dariku berhenti mengoceh, mungkin sudah sadar bahwa dari tadi aku tak mendengarkannya. Dia menarik lenganku dan pergi dari atap gedung. Gedung itu adalah salah satu mall di kota Bandung, saat itu mall itu sepi dan ada kabar burung bahwa mall itu akan ditutup karena bangkrut. Hanya butuh lima belas menit saja aku dan cowok itu sudah ada di lantai dasar. Dan saat mau menyebrang, aku menghentikan langkahku. Cowok itu menatapku lagi, dan terus menarik lenganku, tapi aku tetap menolaknya. “ayolah!” ucap cowok itu, “jalanan sepi” sambungnya. Aku terrenyak kaget, mataku melihat banyak kendaraan yang lewat bahkan banyak, tapi dia tidak melihatnya?. Waktu itu aku aku seakan menjadi gila, gila sungguhan. Depresiku ternyata sudah parah dan tak dapat di sembuhnkan. Cowok itu meninggalkanku yang lemah dan rapuh untuk mengambil motor yang terparkir disebrang.Aku melihat bis itu, bis yang sudah kulihat sebelumnya, bagroud gambar bunga. Bis itu melaju dengan cepat. Dan waktu bersamaan cowok itu menyebrang.BRAK!!Aku yang terduduk lemah terenyah kaget, bola mataku berputar untuk melihat dengan jelas dan semuanya ini benar terjadi atau hanya ilusi yang membuatku semakin gila. Sekurumunan orang-orang berlari kearah cowok yang terlempar beberapa meter dengan penuh darah pada tubunya. Dan Bis itu sudah tak terlihat, bis itu melariakan diri. Dan kalau benar ini sungguhan bukan ilusi ku maka kecelakaan ini adalah tabrak lagi. tapi aku belum percaya ini sungguhan.
Tapi semua itu memang sunggguhan, cowok itu meninggal saat itu juga. Darah yang mengalir deras dari tubuhnya berserakan di aspal jalan. Bahkan aku belum tau namanya.Setelah itu, aku baru menyadari. Kalau aku bisa melihat kematian. Hal itu sudah dari dulu dan tertanam di ditubuhku. Semuanya suram untukku, aku bahkan masih kecil. kematian seluruh keluargaku sudah kulihat sebelumnya, tapi tak sedikitpun aku menceritakannya pada mereka dan membiarkan mereka terbunuh. Semua yang ada didekatku pasti akan mati!.
14 september 2010. 23.00Ruangan yang cukup besar untuk sebuah ruang keluarga. Mernak-mernik yang menghiasi meja dan dinding menjadikan suasana begitu indah dan nyaman. Lantai yang bersih dan harum seakan berseduh di taman yang penuh dengan bunga. TV di meja yang agak besar kini sedang menayangkan sebuah fil horror yang membuat ketegangan para penonton. Lampu yang di sengaja di padamkan membuat Susana begitu menyeramkan ditambah lagi suara-suara yang bersumber dari film itu. Dani, Arin, Faiz dan aku sengaja di undang Sely untuk menginap di rumahnyanya. Kami bersahabat cukup lama, hari ini orang tua Sely pergi keluar kota untuk mengatasi masalah pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Sely paling penakut diantara kita. Walau sebenarnya kita juga penakut, apalagi denganku.“aaargggghhhhh……!!” teriak semua saat melihat penampakan yang menyeramkan yang dipamparkan di film. Film yang kami tonton adalaah film yang sangat menyeramkan. Bulu kudu kami mungkin berdiri semua dan ketegangan untuk menonton film. Selalu seperti itu, selalu terdengar teriakan saat penampakann di film terlihat. Dan saat bersamaan suara tawa yang kecil pun terdengar, suara yang begitu lirih dan sulit untuk didengarkan dengan jelas.“guys kalian dengar sesuatu?” tanyaku pada semuanya. Dani, Arin, Faiz dan Sely menoleh padaku dan terlihat binggung sebenarnya sedikit marah gara-gara diganggu saat nonton.“mendengar teriakan nyaring? Ya. Gue dengar.” Komentar Dani dengan nada kentusnya. Dan semuanya menyutujui pendapat Dani dengan mengangukan kepala.“bukan… bukan teriakan, tapi semacam…” aku ragu mengatakannya, tapi aku tetap mengatakannya.”… tawa!”. Semuanya terlihat lebih binggung dari sebelumnya, ketakutanpun muncul perlahan-lahan. “lo apa-apaan sih Vit. Ngeri tahu. Udah ah paling mungkin tawa dari filmnya!” ketus Arin. “gue nggak yakin, karena tawa itu selalu terdengar ketika kita berteriak, dan nggak mungkin dari film, karena tawa itu juga tidak terdengar jelas, seperi jauh jaraknya.” Sambungku. “Vita, jangan bikin suasana tambah menyeramkan karena ini sudah benar-benar menyeramkan, kau tahu!” sela Faiz.“gue tahu.. tapi..!”. “udah donk, jangan dibahas lagi, mungkin Vita salah denger sesuatu karena terhanyut dengan cerita film nya.” Potong Sely yang sudah ketakutan.Aku melihat wajah mereka hanya dengan penyinaran dari TV. Raut wajah mereka benar-benar ketakutan, aku memutuskan untuk tidak membahasnya lagil. Aku sudah melewati masa-masa pubertasku dengan cukup tenang, aku sudah melupakan depresiku yang terdahulu. Itu semua karena kehadiarn sahabatku yang memberikan semangatku untuk melanjutkan hidup yang penuh dengan keindahan. Walau aku tahu tidak banyak keindahan yang kuterima sebanding dengan ketakutan yang selalu menyelimutiku. Namun, rasa itu perlahan-lahan menipis dan aku tetap melanjutkan hidupku dengn caraku. cara yang normal. Aku menyadari akan hal itu, kematian yang dapat kulihat adalah kematian dari sesorang yang dekat denganku, selama orang-orang didekatku tidak akan mengalami bahaya, maka aku tidak akan melihat sesuatu yang ingin tak kulihat. Umurku hampir 20 tahun, dan aku tahu apa yang akan kulakukan.“Vit, anterin gue ke toilet yuk!” ajak Arin.“kenapa nggak Sely ajah, kan dia tuan rumahnya”,“loe kan tahu sendiri kalo Sely penakut, ayolah. Kebelet banget nie. Nggak mungkin gue ajak Dani atau Faiz, ntar yang dapet malah ngintipin gue, mau yah!” bujuk Arin. Aku mengangguk kecil dan Arin langsung menarik lenganku. Kami menuju toilet, tanpa meminta bantuan Sely karena kita udah kenal dengan rumah sebesar ini,kita udah sering main disini.“gue tunggu diluar ajah. Cepetan!” kataku. Dan Arin buru-buru masuk ke toilet.Semenit lebih Arin belum keluar. Suara-suara aneh terdengar jelas di telingaku. Aku yang mulanya memejamkan mata untuk menunggu ARin, kini membuka mata. Seperti suara orang-orang bertahlil. Setahuku semuanya masih didepan Tv dengan film horornya. Dan nggak ada orang lain lagi dirumah ini. itu kenapa Sely meminta kita untuk menginap. Aku melangkah dan mencari sumber suara itu. aku berhenti tepat di depan kamar, suara itu jelas terdengar di dalamnya. Tubuhku bergetar hebat, tanganku yang bergetar perlahan membuka pintu kamar. Sedetik kemudian kamar itu membuka.Banyak orang yang menghadiri. Posisi mereka melingkar dan ditengah terdapat sosok yang diselimuti oleh kain putih. aku kaget dan takut setengah mati ketika aku menyadari bahwa mereka mengitari sosok mayat. Tubuhku benar-benar bergetar hebat dan bulu kuduku merinding. Aku melihat orang tua Sely juga ada diantara orang-orang, mereka menangis, ada juga orang tua Arin, Faiz dan Dani. Sosok tubuh yang terselimuti kain putih ada 4. aku mendekati meskipun aku takut, hal itu akan terjadi lagi. tapi itu selalu terjadi dikehidupanku dan sampai kapanpun akan ada dihidupku. Aku mendekati, namun kerumunan orang-orang tidak menyadari keberadaanku. Aku mengamati mereka yang tergeletak tak bernyawa, dan berharap itu bukan orang yang kukenal walaupun presentasrinya sangat kecil bahkan 0%. Tiba-tiba datang seorang yang bertubh besar, itu paman Sely. Aku hanya berdiri terdiam. Paman Sely membuka kain putih dan mengcup kening satu persatu. Dan aku melihat wajahnya. Wajah yang ku kenal. Jantungku berdetak sangat cepat seakan ingin meledak. Aku tidak percaya ini akan terjadi. Sely, Arin, Faiz dan Dani akan mati!.“aaarrrggghhh….!”“Vita, lo baik-baik saja!” suara Arin mengagetkanku. Aku menoleh padanya yang ada diambang pintu, ternyata aku ada didalam kamar. “.. ngapain lo dikamar orang tua Sely. Gue nyariin lo. Ternyata lo malah disini.”Aku menatap Arin dan kemudian menatap semua yang ada dihadapanku. Nggak ada. Hanya ranjang dan meja kamar. Ini memang kamar orang tua Sely, semua yang aku lihat tadi tiba-tiba lenyap ta berbekas.“Vita, lo baik-baik saja kan?” Tanya Arin cemas yang hanya melihatku terdiam membisu dan menatap kosong dihadapanku, dia melangkah kearahku dan kini ada disampingku. “Vita, lo bikin gue takut!”“lo akan mati!” ucapku spontan.“vita, lo bicara apa?” Arin yang mulai takut dan cemas. Sedetik kemudian. Dani, faiz dan Sely datang, mungkin karena teriakan ku yang terlalu keras.“ada apa? Apa yang terjadi?” Tanya Dani, Faiz dan Sely bebarengan.“lo akan mati. Lo semua akan mati!” seruku. Semua terlihat binggung dan juga takut.“lo ngomong apa sih. lo mau kita semua mati. Ha!” teriak Dani sewot.aku hanya terdiam dan juga ketakutan.“vita, lo tuh kenapa sih.. aneh tahu, jangan bercanda deh!” comentar Faiz.“gue nggak bercanda, lo semua akan mati.!” Seruku yang kini menatap mereka dengan mata yang berkaca-kaca.“Vita, lo nakuti gue!” ucap Sely lirih. Wajahnya memang penuh dengan ketakutan.“mati! Bullshit!” Maki Dani yang memukul pintu dengan kepalan tangannya. Semuanya terdiam, Dani juga sedang mengendalikan emosinya. Sely dan Arin pelukan karena takut. Dan aku hanya terdiam dengan tubuh yang begetar. “ok. Sekarang kita lebih baik tidur. Jangan mikiri hal-hal yang aneh lagi. gue nggak mau denger.ngerti. dan lo Vita, jangan omongi kematian lagi!” seru Dani yang kini menatapku dengan kemarahannya.“gimana kalo semua yang gue lihat itu bener, kalian akan mati malam ini!” teriakku. Aku tidak bisa menahan dan menyembunyikan semua ini. aku tidak mau peristiwa keluargaku terulang lagi. dimana aku sudah melihat kematian mereka, namun aku tak memberitahu mereka. “gue nggak mau itu terjadi lagi, gue nggak mau itu terulang lagi, please percaya dengan sama gue” mohonku. Namun, semuanya tidak percaya. Bahkan mendengarkan penjelasanku pun tidak. Kini mereka menuju kamar masing-masing.Aku tidak bisa tidur sedikitpun, kalau benar itu akan terjadi. Berarti malam ini semuanya akan terbunuh atau mati. Satu yang masih kufikirkan, bagaimana bisa Cuma mereka yang mati malam ini kenapa namaku juga tidak tercantum, kenapa aku juga tidak mati bersama mereka. aku menoleh pada Sely dan Arin yang sudah tertidur pulas disampingku. Lampu memang sengaja dipadamkan dan kegelapan menyelimuti kami semua.Brkk!“siapa itu?” tanyaku. Suara-suara gemuruh bersumber dari lemari kamar Sely. Aku tidak bisa melihatnya karena gelap, namun suara aneh seperti buku yang jatuh tetap terdengar dari almari itu.Tok..tok!Aku kaget dan menoleh ke pintu saat ketokan pintu juga terdengar. Aku beranjak dari tempat tidur dan perlahan mendekati pintu. Langkahku sangat tipis dan pelan. Butuh waktu dua menit untuk sampai di ambang pintu yang jaraknya hanya lima meter dari tempat tidur. “siapa?” tanyaku disela-sela ketakutan. Namun nggak ada jawaban, justru ketokan pintu tetap terdengar. Perlahan aku membuka pintu.Klek! Pintu terbuka, dan aku mengintip siapa yang ada diluar. Tapi nggak ada siapa-siapa dibalik pintu. Aku menyipitkan mata untuk melihat dari sela kegelapan karena nggak ada cahaya sedikitkpun. Namun, tetap nggak ada siapa-siapa. Tiba-tiba banyangan hitam melintas dengan cepat tapi aku masih bisa melihatnya. Jantungku berdetak kencang. Aku membanting pinti dan menguncinya lagi dengan ketakutan dan aku berlari ke tempat tidur.Tok..tokBelum sempat menghilangkan ketakutan. Kekagetanku muncul lagi. suara pintu terdengar lagi. lebih keras dan lebih nyaring. Aku tetap nggak mau membuka pintu itu lagi, karena pasti yang aku dapati hanya kekosongan. Tubuhku masih bergetar. Dan riup-riup Arin dan Sely bangun.Tok.. tok. “Rin, Sel, Vit bangun!” seru sesorang dari balik pintu. Saat itu aku sadar bahwa yang mengedor pintu adalah Faiz dan Dani. Aku beranjakdari tempat tidur dan cepat membuka pintu.“kita harus pergi!” seru Dani. Wajahnya kusut dan nafasnya gos-gosan.“ada apa sih” seru Arin yang sedang duduk di tempat tidur.“kita harus pergi sekarang, ada yang tidak beres di rumah ini, tadi Faiz melihat ada sesorang yang sedang mengincar rumah ini” ucap Dani. “kita harus pergi atau harus sembunyi!” lanjutnya.Sely dan Arin bangun dan beranjak dari tempat tidur menuju ambang pintu. Tapi Dani dan Faiz mendorong dan masuk ke kamar. Kemudian mengunci pintu. Sely meraih stop kontak dan sedetik kemudian lampu menyalah.“jangan!” seru Dani yang juga meraih stop kontak dan memadamkan lampu.”lebih baik gelap, agar tidak mencolok seseorang yang diluar”. Kini kamar ini dalam keadaan gelap, nggak ada cahaya sedikitpun. “sekarang apa rencana kita, kita pergi dari sini atau kita sembunyi!” sambungnya, nadanya serius jadi kami semua percaya.l“gue nggak mau pergi.. gue takut” ucap Sely lirih.“bener kata Sely, kita lebih baik disini!” Arin sepedapat.“gimana kalo orang itu membawa senjata? Gimana kalo apa yang gue lihat bener dan akan terjadi bahwa….. kita akan mati malam ini!” seruku.“Vita diam! Jangan memperburuk keadaan. Dan jangan mengungkit soal kematian lagi, lo nggak lihat! Kita semua ketakutan setengah mati” seru Dani marah. aku hanya terdiam tidak membalas karena benar kata Dani, itu akan memperburuk keadaan. “kita kembali kerencana!” ucap Dani kemudian.“kita sembunyi dan pura-pura nggak ada disini!” komentar Arin.“gue milih lebih baik pergi dari sini!” balas Faiz.“kalo kita milih pergi dari sini berarti kita mengorbankan rumah Sely!” ucap Dani, yang secara langsung menolak usulan Faiz.“kalo jika kita disni, apa lo menjamin tidak mengorbankan rumah ini. karena kita akan sembunyi bukan?. gue sependapat sama Faiz, lebih baik kalian pergi semua dari sini. Karena jika kalian disini kemungkinan besar mereka akan menemukan kita. Biar gue yang jaga disini” selaku.“Vit, gue memang marah dengan lo. Tapi gue nggak mungkin ninggalin lo sendirian disini. Jika kita milih pergi maka kita pergi semua.” Ucap Dani.“nggak. Kalian yang pergi dari sini. Gue nggak apa-apa disini, dan kalian jangan khawatir dengan ku” ucapku.“gue tetep nggak setuju. Kalo kita milih pergi. Kita akan pergi bersama-sama.” Dani tetep ngotot.“Dan, dengerin gue. Gue Cuma nggak mau apa yang gue lihat akan terjadi. Gue tahu kalo kita semua ketakutan. Apa lo juga nggak mikir dengan gue. Gue yang lebih takut. Gue takut semua yang gue lihat tentang kematian kalian akan terjadi. Gue nggak mau itu terjadi. Lebih baik gue yang mati dari pada kalian. Kalian sahabat-sahabat gue dan gue nggak mau kehilangan kalian..” ucapku dengan air mata yang nggak bisa tertahan lagi. Dani memelukku dan disusul yang lain. “gue mau kalian pergi dari sini. Gue akan tetap disini menjaga rumah ini” ucapku. Kemudian dani melepaskan pelukannya.“gue nggak mau ninggalin lo! Nggak! Karna gue sayang sama lo” ucap Dani yang memegang tanganku.Aku tertawa lirih, dan yang lainnya juga.“gila lo Dan. Dalam kondisi gini, lo masih ajah bisa nembak cewek!” komentar Faiz dengan nada mengejek.“gue nggak mau tahu dalam kondisi apa. Gue nggak mau ngerelain cewek secantik Vita sama orang lain. Apalagi kalo seandainya bener gue akan mati secepetnya. Gue nggak mau tetap memendam perasaan ini” ucap Dani. Sekarang dia enteng mengatakan ‘mati’.“gue juga sayang sama lo Dan, dan gue juga nggak mau kehilangan lo. Gue akan tetep disini. Dan kalian pergi dari sini sebelum terlambat. Gue bisa jaga diri disini. Kalo ada sesuatu gue janji gue akan pergi dan menyelamatkan diri.”“ok kalo itu mau lo!” ucap Dani. Kini melepaskan tangannku dan membuka pintu. Disusul Faiz, Arin dan Sely dibelakangnya. Aku mengikuti mereka. kami melangkah perlahan-lahan agar tidak menibulkan suara. Beberapa menit kemudian kita sudah di teras belakang. Ada mobil disana yang memang diparkirkan Dani saat kesini. Dani, Faiz, Arin dan Sely terlihat masuk ke mobil. Aku mendekati Faiz yang ada diposisi depan nyetir.“Faiz apa yang lo lihat tadi. Apa bener lo lihat seseorang diluar?” tanyaku.“gue nggak tahu pasti. Yang gue lihat hanya banyangan hitam dan jumlah mereka juga nggak satu mungkin dua atau tiga. Itu yang gue lihat” Jawabnya dengan nada takut.“nggak satu? Ulangku. “oh.. ya udah cepat pergi sekarang.” pintahku. Butuh beberpa detik, mobil itu kini melaju dengan cepat. Dan aku juga harus melakukan tugasku disini.Aku kaget ketika melihat seseorang diambang pintu teras. Aku mendekatinya pelan. “apa yang lo lakukan disini, seharusnya lo pergi bersama mereka!” marahku.“dan membiarkan lo disini sendiri? Nggak akan pernah gue lakukan!” balas Dani. Padahal gue jelas-jelas melihat dia masuk kemobil. Dia pasti merencanakan agar gue akan berfikir demikian, dan kemudian dia turun dan tidak ikut dengan yang lain. Dani menarik lenganku dan menyuruhku masuk. kemudian dia menguncii semua pintu dan memastikan nggak akan ada yang dapat masuk.aku melihat kamar orang tua Sely masih terbuka. Kemudian aku menghampirinya. Saat tiba didepan kamar itu. aku melihatnya lagi. orang-orang yang melingar dengan membacakan tahlil dan sosok tubuh tak berdaya yang tergeletak. Namun yang aku lihat hanya 3. Hanya tiga sosok tubuh yang berbaring. Aku kaget dan menyadari satu hal. Tubuhu bergetar lagi sangking takutnya.“Vita!” panggil Dani yang jaraknya sepuluh meter dariku. Dia memang sedang mengunci kamar lain. Aku menoleh padanya. Dan kemudian menoleh lagi pada kamar orang tua Sely. Namun, nggak ada yang dapat aku lihat. Hanya kosong. Cepat-cepat aku menutup pintu dan menguncinya dari luar. Dan kemudian lari kearah Dani.“kita harus menyusul mereka!” ucapu saat sudah disamping Dani.“kenapa?” tanyanya yang binggung.“aku nggak bisa jelasin sekarang. merea dalam bahaya. Merekalah yang mati. Seharusnya aku tidak mengusulkan untuk mereka keluar dari rumah ini”seruku.Kami berlari menuju teras. Dan kemudian menuju halaman depan. Saat dijalan. Kami tidak melihat mobil yang dinaiki Faiz dan yang lain. Hari memang sudah larut mungkin jam sudah menunjukan jam 1 malam. Disemak-semak ada sesuatu yang bergerak. Dani yang melihatnya.“kita harus pergi, masuk sekarang” teriak Dani yang menarik lenganku dengan erat dan kemudian menuju teras. Aku menoleh kebelakang. Dan ternyata bayangan yang mengejar kami. Dani dengan cepat menarikku masuk ke rumah dan bayangan itu kemudian lenyap. Aku dan Dani sudah didalam rumah. Dani mengunci pintu dan aku hanya bisa terduduk lemah. Nafas kami terengah-engah.Baru kali ini apa yang aku lihat berubah. Sosok tubuh yang berbaring yang tadinya empat ini menjadi tiga, saat tanpa kusadari ternyata Dani tinggal. Ini seperti permainan fikiran. Dan aku yang memainkan fikiranku sendiri. Tetapi semua ini sudah ada dalam diriku, pasti aku bisa menghentikan semua ini.“nggak, aku pasti bisa mengalihakan fikiranku sendiri. dan maka kematian itu juga bisa dialihkan seperti yang sudah terjadi sebelumnya. Saat aku tidak menyadari bahwa Dani tidak ikut dengan Faiz dan lainnya melainan tinggal disini bersamaku.”“apa yang lo bicarakan, gue nggak ngerti sama sekali?”. Aku beranjak dari dudukku tanpa memperdulikan pertanyaan Dani. Kemudian aku melangkah ke dapur. Dani mengikutiku dibelakang. Aku mengambil pisau dan memengangnya dengan erat. Dani melihatnya.“apa yang akan lo lakukan dengan pisau itu, Vita?” Tanya Dani binggung dan juga cemas.“pengalihkan perhatian kematian!” jawabku yang langsung mengoreskannya ke pergelangan. Darah mengucur hebat dari pergelangan tanganku.“lo gila, apa yang lo lakukan!” teriak Dani yang kemudian lari kearahku.“gue mati, dan kalian akan hidup semua!” ucapku. Dani memengagi tubuhku yang lemas. Dan kami terduduk.“gue nggak akan pernah membiarkan lo mati! Lebih baik gue yang mati dari pada melihat lo menderita Vita!” ucap Dani. Dan itu sedikit menghiburku. Dani melepaskan kaosnya dan kemudian membalutkan ke pergelangan tanganku. Namun itu tidak membantu banyak, darah masih keluar dari pergelangan tanganku. “Vita lo harua bertahan. Gue akan bawa lo ke rumah sakit” ucap Dani yang kemudian mengendongku. Tubuhku lemas dan terasa dinggin.Dani tetap semangat dan terus melangkah. Dia setengah berlari dihalaman Rumah. Tapi tiba-tiba kakinya terasa ditarik dan kemudian terjatuh. Aku pun terjatuh dari pelukannya. Aku berusaha membuka mataku dan tetap bertahan, tubuhku terbaring lemas sudah banyak darah yang keluar dari tubuhku hingga berdiripun tak dapat kulakukan. Bayangan hitamlah yang menarik kaki Dani, namun dengan gesit Dani menancapkan pisau yang kugunakan untuk mengiris pergelangan tanganku kearahnya. Sedetik kemudian dia lenyyap. Dani berlari menuju kearahu dan mengendonhku lagi. dia menuju motor yang terparkir di halaman dpan milik Faiz.Awan-awan jingga mulai Nampak dilangit walau awan gelap masih mendominasi. Perkiraan jam sudah menunjukan jam 4 pagi. semalaman kami tidak tidur hanya untuk meloloskan kematian. Sudah beberapa kilometer Dani mengendarai motornya. Aku hanya bisa memeluknya pasrah karena tubuh ini tak bisa digerakan. Tiba-tiba motor yang dikendarai Dani berhenti. Di mataku remang-remang aku masih bisa melihat mobil merah milik Dani yang menabrak pohon besar. Dengan menahan kesakitan kakinya tadi mengendongku dan berjalan kearah mobil itu. Dani meletakanku disebelah mobil dan dia membuka pintu mobil. Beberapa menit kemudian Faiz, Arin, dan Sely ternbangun dari pingsannya dan kemudian keluar dari mobil. Luka-luka mereka tampak di kepala dann kaki, tetapi lebih parah luka yang sudah kusebabkan sediri di pergelangan tanganku.“oohhh… apa yang terjadi dengan Vita?” Tanya Faiz pada Dani ketika melihatku tergeletak disebelah mobil. Dani tidak menjawab langsung dia meraihku dan mengendongku.“kita harus pergi sekarang dan mengantarannya kerumah sakit” ucap dani dengan nada cemas. “gue nggak mau terjadi apa-apa dengannya!”Belum sempat semua kegagetan ini memudar. Tiba-tiba bayangan hitam mengmpiri kami. Dia mendekat dan membuat kami mundur. Dia mirip dengan pencambut nyawa dengan pisau yang sangat besar yyang dipegangnya bahkan pisau itu lebih besar dari pada tubuhnya yang hanya tertutup oleh kegelapan dan hitam, wajahnya tak terlihat entah dengan apa dia menutupi sampai-sampai tak terlihat apapun. Dia terus mendekat dan siap untuk menebas kepala kami semua dengan sekaili tebas. Kemudian dia mendayungkan pisaunya yang besar degan tegas.“aaaarrrrrggghhhh!”Cahaya matahari pagi menyinari disela-sela kesejukannya. Tidak segan-segan menyinari kami. Dan tba-tiba bayangan hitam itu menghilang, lenyap.Aku masih tergeletak lemas di pelukan Dani. Namun, nada senang dan lega terdengar disela-sela katkutan yang kini mulai redup. Nafasku mulai berat seakan ada yang mecekik leherku, aku sudah mulai sulit bernafas.“kita harus kerumah sakit sekarang!” seru Dani. Yang kemudian cepat masuk kemobil dan disusul semuanya. Mobil melaju dengan cepat menuju rumah sakit.
Ini semua adalah permanan fikiranku. Kematian yang ku lihat selama ini adalah hal yang kufiirkan sendiri. Kami selamat dan lolos dari maut yang hampir melenyapkan impian-impian kami. namun, Kita tidak akan dapat lolos dari kematian kami. Karena kematian dan malaikan pencabut nyawa memang ada. Walaupun berlari sejauh mungkin, tetap tak akan menunda ataupun lari dari kematian. Kematian akan menjembut kita sewaktu-waktu!

SUPER KOMPUTER TERCEPAT

jaguar

XT5 superkomputer dari Cray Inc atau lebih dikenal dengan nama Jaguar, dinyatakan sebagai Super Komputer Tercepat di Dunia pada tahun ini dalam TOP500 List Super Komputer.

Jaguar dengan menggunakan processor AMD Opteron x86_64 Six Core 2600 MHz (10,4 GFlops) dapat melakukan proses mencapai 1,75 petaflop / s, atau quadrillions dari operasi floating point per detik. Sedangkan dalam posisi kedua adalah diduduki IBM Roadrunner yang menggunakan processor PowerXCell 8i 3.200 MHz (12.8 GFlops) yang hanya mampu melakukan proses 1,04 petaflop / s.

Adapun 10 besar dari Top500 List Super Komputer adalah sebagai berikut :

· - Jaguar, Cray, Oak Ridge National Laboratory (1.75 petaflop / s)

· - Roadrunner, IBM, Los Alamos National Laboratory (1,04 petaflop / s)

· - Kraken XT5, Cray, National Institute for Computational Sciences (832 teraflop / s)

· - JUGENE, IBM, Forschungszentrum Juelich (825,5 teraflop / s)

· - Tianhe-1, NUDT, Nasional Supercomputer Center di Tianjin (563,1 teraflop / s)

· - Pleiades, SGI, NASA Ames Research Center (544,3 teraflop / s)

· - BlueGeneL, IBM, Lawrence Livermore National Laboratory (478,2 teraflop / s)

· - BlueGene / P, IBM, Argonne National Laboratory (458,61 teraflop / s)

· - Ranger, Sun, Texas Advanced Computing Center (433,20 teraflop / s)

· - Red Sky, Sun, Sandia National Laboratories (423,9 teraflop / s)

TOP500 melakukan pemeringkatan jajaran super komputer di dunia dengan menggunakan dasar :

· - Nworld – Posisi dalam peringkat TOP500

· - Produsen – Produsen atau penjual

· - Komputer – Jenis diindikasikan oleh produsen atau vendor

· - Instalasi Site – Pelanggan

· - Lokasi – Lokasi dan negara

· - Tahun – Tahun instalasi / update besar terakhir

· - Bidang Aplikasi

· - # Proc. – Jumlah prosesor

· - Rmax – Maksimal kinerja LINPACK dicapai

· - Rpeak – Theoretical kinerja puncak

· - Nmax – Soal ukuran untuk mencapai Rmax

· - N1 / 2 – Soal ukuran untuk mencapai setengah dari Rmax

“Superkomputer pemodelan dan simulasi sedang mengubah wajah ilmu pengetahuan dan mempertajam daya saing Amerika,” kata Menteri Energi Steven Chu. “Oak Ridge dan lain laboratorium nasional DOE alamat membantu energi utama dan tantangan iklim dan memimpin Amerika menuju masa depan energi yang bersih.”

Untuk bersih nomor satu titik di daftar TOP500 tercepat di dunia superkomputer, Cray Jaguar komponen XT5 musim gugur ini ditingkatkan dari empat-inti untuk enam-core dan mengelola sebuah program yang disebut patokan High-Performance Linpack (HPL) pada kecepatan dari 1,759 petaflop / s (kuadriliun floating point operasi, atau perhitungan, per detik). Peringkat yang diumumkan hari ini di Portland di SC09, konferensi superkomputer internasional.

Pada tahun 2004, DOE’s Office of Science ditetapkan untuk menciptakan sebuah fasilitas pengguna yang akan menyediakan dengan ilmuwan terkemuka dunia-alat penelitian komputasional. Satu hasilnya adalah Oak Ridge Kepemimpinan Fasilitas Komputasi, ilmu pengetahuan yang mendukung prioritas nasional melalui penyebaran dan operasi superkomputer yang paling canggih yang tersedia bagi komunitas ilmiah.

“Pusat komputasi kami bekerja sama dengan tim sains untuk secara efektif menggunakan sistem komputer ukuran dan kemampuan ini,” kata James Hack, direktur National Center for Computational Sciences Jaguar rumah-rumah yang di Oak Ridge Kepemimpinan Fasilitas Komputasi.

Jaguar layanan mulai tahun 2005 dengan kecepatan puncak 26-teraflop / s (triliun kalkulasi per detik) dan melalui serangkaian upgrade di tahun-tahun selanjutnya diperoleh 100 kali kinerja komputasi. Upgrade dari 37.376 Jaguar XT5 ke enam-core prosesor AMD Istanbul pada tahun 2009 peningkatan kinerja 70 persen lebih dari yang dari quad-core pendahulunya.

Para peneliti memperkirakan bahwa pertumbuhan yang tak terduga ini dalam kapasitas komputasi dapat membantu memfasilitasi perbaikan iklim prediksi, mesin hemat bahan bakar desain, pemahaman yang lebih baik mengenai asal-usul alam semesta dan dasar-dasar kesehatan dan penyakit, dan penciptaan bahan lanjutan untuk produksi energi, transmisi, dan penyimpanan.

Oak Ridge komputasi yang kompleks adalah rumah bagi dua petascale mesin. Selain DOE’s Jaguar sistem, National Institute for Computational Sciences, kemitraan antara University of Tennessee dan ORNL, petascale lain Cray mengoperasikan sistem XT5 dikenal sebagai Kraken, yang menempati peringkat 3 pada daftar TOP500 bulan November pada kecepatan 831,7 teraflops.

“Tujuan dari mesin ini adalah untuk memungkinkan komunitas ilmiah untuk mengatasi masalah yang demikian kompleks sehingga mereka menuntut disetel dengan baik kombinasi dari hardware terbaik, dioptimalkan perangkat lunak, dan komunitas peneliti didedikasikan untuk mengungkapkan fenomena baru melalui pemodelan dan simulasi” kata ORNL Direktur Thom Mason. “Oak Ridge bangga untuk membantu Departemen Energi alamat beberapa dunia yang paling menakutkan tantangan ilmiah.”

Simulasi di Jaguar telah terutama difokuskan pada teknologi energi dan perubahan iklim yang dihasilkan dari penggunaan energi global. Para ilmuwan telah meneliti penyebab dan dampak perubahan iklim, kerusakan enzim selulosa untuk meningkatkan produksi biofuel, proses gasifikasi batubara untuk membantu desain industri mendekati nol-emisi tanaman, pembakaran bahan bakar untuk membantu pengembangan mesin yang bersih dan efisien, dan radio gelombang yang panas dan kontrol bahan bakar dalam reaktor fusi.

“Hasil awal menunjukkan bahwa petascale Jaguar akan terus mempercepat Departemen Energi misi terobosan ilmu pengetahuan,” kata Jeff Nichols, ORNL associate direktur laboratorium komputer dan ilmu komputer. “Dengan meningkatkan kemampuan komputasi, penelitian ilmiah masyarakat dapat memperoleh hasil lebih cepat, lebih memahami kompleksitas yang terlibat, dan memberikan informasi penting bagi para pembuat kebijakan.”

Hack, iklim terkemuka modeler, sependapat. “Kecepatan dan kekuatan komputasi petascale memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi peningkatan kompleksitas dalam sistem dinamis,” katanya. Sebagai contoh, ia mengutip pertama di dunia tiba-tiba menampilkan simulasi kontinu perubahan iklim, yang dipimpin oleh para ilmuwan di University of Wisconsin dan National Center for Atmospheric Research. Jaguar berjalan di awal tahun ini, kecepatan komputer memungkinkan untuk menerbitkan hasil oleh Juli di Science.

Melalui Inovatif dan Novel Computational Dampak terhadap Teori dan Experiment (menghasut) program, kepemimpinan DOE fasilitas komputasi di Oak Ridge, dan Argonne laboratorium nasional akan menggunakan proses tinjauan rekan kompetitif untuk mengalokasikan 1,6 milyar prosesor peneliti jam pada tahun 2010. Pada tahun 2009 Oak Ridge Komputasi Sarana Kepemimpinan dialokasikan 470 million prosesor jam Jaguar melalui program menghasut.

Para ilmuwan di industri, akademisi, dan pemerintah telah meminta lebih dari 2 milyar prosesor jam Jaguar untuk 2010.Enam-core upgrade Jaguar akan memungkinkan Oak Ridge untuk mengalokasikan 1 miliar prosesor jam. Dilengkapi dengan kemampuan komputer belum pernah terjadi sebelumnya, para ilmuwan dapat mensimulasikan bahan bahan dan magnetik superkonduktor nanopartikel dengan realisme yang lebih besar.Ilmuwan iklim dapat meningkatkan akurasi, resolusi, dan kompleksitas model sistem Bumi, dan fisikawan dapat mensimulasikan quark dan menjelajahi massa, membusuk, dan properti lainnya dari konstituen dasar materi.

Oak Ridge National Laboratory yang dikelola oleh UT-Battelle untuk Departemen Energi.

Daftar Pustaka

www.sciencedaily.com

www.kabarit.com